Mitos Warak Ngendok dan Cerita Asal Muasal Kota Semarang
- Oleh Sofia Nurani, S.Hum
- 12 Mei 2014
- 3041
Bagi mayoritas warga Kota Semarang, sosok Warak Ngendok hanya dikenal
sebagai mainan berukuran raksasa yang kerap diarak keliling jalan raya
setiap bulan Sa'ban dalam penanggalan Jawa atau jelang perayaan Dugderan
di Pasar Johar yang ada di jantung Kota Lumpia itu.
Namun, tak banyak yang tahu bahwa sebenarnya Warak Ngendok dahulu kala
dikenal sebagai hewan mitologi yang sakti oleh warga Semarang. Bentuknya
merupakan perpaduan antara kambing pada bagian kaki, naga pada bagian
kepala dan buraq di bagian badannya.
Warak Ngendok sendiri berasal dari dua kata, yakni Warak yang berasal
dari bahasa arab 'Wara'I' yang berarti suci. Sedangkan Ngendog sama
artinya dengan bertelur. Dua kata itu bisa diartikan sebagai siapa saja
yang menjaga kesucian di Bulan Ramadan kelak di akhir bulan akan
mendapatkan pahala di Hari Lebaran.
Konon menurut cerita warga, Warak Ngendok sudah hadir sejak awal mula
pendirian Kota Semarang. Pastinya kapan sampai sekarang belum ada yang
tahu. Bahkan, saat Ki Ageng Pandan Arang mendirikan Kota Semarang dan
menjadi Bupati pertama kali, pun hewan mitologi ini pun sudah hadir di
tengah masyarakat.
Ki Ageng Pandan Arang sendiri lebih dikenal sebagai Raden Pandanaran.
Dialah putra dari pangeran Suryo Panembahan Sabrang Lor yang menjadi
Sultan kedua Kesultanan Demak. Raden Pandanaran, menolak tahta Demak
karena lebih suka mendalami spiritual.
Namun versi warga Arab yang menetap di Semarang menyebut, Raden
Pandanaran adalah saudagar asal Arab, Persia, atau Turki, yang meminta
izin kepada Sultan Demak untuk berdagang dan menyebarkan Islam di
Pragota yang sekarang disebut sebagai wilayah pemakaman Bergota.
Dalam mensyiarkan agama Islam, dia memadukan unsur kebudayaan lokal
seperti Warak Ngendok. Raden Pandanaran memperkenalkan Warak Ngendok ini
pertama kali kepada warga Semarang kuno kala itu. Dan sejak saat itu,
Warak Ngendok terus dijadikan salah satu maskot Kota Semarang.
Bahkan pada saat Pilwakot tahun 2010 lalu, KPU Semarang menjadikan
boneka Warak Ngendok sebagai maskot Pilwalkot Semarang. Dengan kata
lain, Warak Ngendok tidak bisa dilepaskan dari cikal bakal pembentukan
Kota Semarang pada masa lampau. Saat ini, Warak Ngendok dikenal warga
lokal sebagai ikon kota bersama Tugu Muda dan Gedung Perkeretaapian kuno
Lawang Sewu.
Menurut penuturan warga asli Semarang, sosok Warak Ngendok digambarkan
sebagai seekor naga kecil yang membawa telur. Sri Bekti seorang warga
Kampung Kuningan Semarang Utara berkata, Warak Ngendok yang dia tahu
bentuknya menyerupai naga kecil yang memiliki empat kaki yang kokoh.
"Warak Ngendok itu selalu ada kalau pas mulai Dugderan. Dia selalu
diarak keliling kota dan jadi pusat perhatian bagi warga yang
mengunjungi Dugderan," kata perempuan berusia 52 tahun ini.
Sementara warga Perum Graha Citra Gading, Kelurahan Ngijo Kecamatan
Gunungpati, Eko Wahyu Budi lebih mengenal Warak Ngendok sebagai mainan
raksasa yang dibuat dari kayu berukuran besar dan dihiasi pernak pernik
kertas warna-warni. "Menurut cerita kakek saya, itu dulunya sudah ada
pas Pangeran Pandanaran datang ke Semarang," urainya.
sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/mitos-warak-ngendok-dan-cerita-asal-muasal-kota-semarang.html
Paling Sering di Baca
-
Berubah Jadi Universitas, UNM Kembangkan 4 Prodi Baru
26 April 2021 -
Universitas Nusa Mandiri Persembahkan Beasiswa Kuliah S1 dan S2
14 April 2021 -
23 Tahun Hilang, Naskah Kuno Tuanku Imam Bonjol Ditemukan
27 Maret 2015 -
Universitas Nusa Mandiri, Gelar Workshop untuk Milenial
21 April 2021 -
Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi
23 November 2011
TENTANG PERPUSTAKAAN
E-Library Perpustakaan Universitas Nusa Mandiri merupakan
platform digital yang menyedikan akses informasi di lingkungan kampus Universitas Nusa Mandiri seperti akses koleksi buku, jurnal, e-book dan sebagainya.
INFORMASI
Alamat : Jln. Jatiwaringin Raya No.02 RT08 RW 013 Kelurahan Cipinang Melayu Kecamatan Makassar Jakarta Timur
Email : perpustakaan@nusamandiri.ac.id
Jam Operasional
Senin - Jumat : 08.00 s/d 20.00 WIB
Isitirahat Siang : 12.00 s/d 13.00 WIB
Istirahat Sore : 18.00 s/d 19.00 WIB
Perpustakaan Universitas Nusa Mandiri @ 2020