23 Tahun Hilang, Naskah Kuno Tuanku Imam Bonjol Ditemukan
- Oleh Sofia Nurani, S.Hum
- 27 Maret 2015
- 6467
Dunia Perpustakaan | Naskah kuno maupun arsip kuno itu seringkali oleh
beberapa orang dianggap tak memiliki makna dan nilai. Namun bagi Sejarah
dan kemajuan sebuah ilmu pengetahuan, naskah kuno dan dokumen-dokumen
lainya merupakan barang yang teramat sangat bernilai. Demikian juga
termasuk dengan Arsip Kuno atau Naskah Kuno Tentang Tuanku Imam Bonjol
yang memiliki nilai sejarah tinggi untuk bangsa Indonesia.
Beberapa saat yang lalu Naskah Kuno Tentang Tuanku Imam Bonjol ini
pernah dikabarkan sudah hilang lebih dari 23 tahun. Karena Naskah Kuno
Tentang Tuanku Imam Bonjol ini dianggap sangat penting dan memiliki
nilai sejarah bangsa ini khususnya di wilayah Padang dan sekitarnya,
maka secara terus menerus dilakukan pencarian.
Setelah dilakukan bertahun-tahun pencarian, akhirnya Naskah Kuno Tentang Tuanku Imam Bonjol ini ditemukan.
Dikutip dari harianhaluan.com [23/3/15], diberitakan bahwa setelah 23
tahun dinyatakan hilang, akhirnya arsip kuno tentang Tuanku Imam Bonjol
ditemukan kembali. Naskah penting dan berharga itu ditemukan di Lantai
IV Kantor Gubernur, saat dokumen-dokumen di ruangan tersebut
dipindahkan karena rumah bagonjong akan diperbaiki, akhir 2014 lalu.
Naskah kuno itu tebalnya mencapai 354 halaman dan terdiri dari 3
bagian. Masing-masing Bagian I memuat tentang Biografi Imam Bonjol,
Bagian II tentang Perang Paderi dan Bagian III tentang Hukum Adat dan
Syarak (Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah). Naskah ditulis
pada kurun waktu 1821-1827, sebagaiman tertera dalam naskah.
“Penemuan kembali naskah kuno itu sangat penting bagi kita, karena dapat
meluruskan dan menyambung sejarah jika sempat terputus,” terang
Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Sumbar, Alwis didampingi Kabid
Deposit Ismon Azif pada Haluan, Sabtu (21/3) di Padang.
Naskah kuno tersebut ditulis dalam Aksara Arab Bahasa Melayu. Buku
bagian I ditulis langsung oleh Tuanku Imam Bonjol. Sedangkan bagian II
dan III ditulis anaknya yang ikut berjuang bersama Imam Bonjol, bernama
Na’ali Sutan Chaniago. Kertasnya memakai produk Belanda dengan
kondisi yang sudah sangat rapuh.
Ahli waris Tuanku Imam Bonjol diwakili Ilyas St Chaniago menyerahkan
naskah kuno kepada Pemerintah Daerah Sumbar pada 27 April 1983. Hal itu
dilakukan ahli waris untuk menjawab keabsahan sejarah Imam Bonjol yang
dipicu seorang penulis Yusuf Abdullah Puar. Orang tersebut berpendapat
yang dimakamkan di Manado bukan Tuanku Imam Bonjol.
Namun dokumen tersebut tidak terkelola dengan baik. Naskah tersebut
sempat dipinjam untuk dipamerkan pada Festival Istiqlal I di Jakarta,
Oktober-November 1991. Usai festival, Panitia Daerah Festival Istiqlal
untuk Sumbar mengembalikan naskah kuno tersebut kepada Bagian Pembinaan
Sosial Pemda Sumbar. Tetapi arsip tersebut tidak diletakkan di tempat
yang seharusnya. Akhirnya sejak November 1991, naskah tersebut
dinyatakan hilang.
“Saat ini, naskah kuno itu telah kita simpan dan pelihara dengan
melakukan preservasi. Karena lembar demi lembar naskah itu sudah sangat
rapuh dan perlu diselamatkan,” katanya.
Sampul naskah kuno itu terlihat sudah kusam dan terlepas dari buku.
Lembar-lembar kertasnya juga ada yang tercerai. Namun tulisan yang
tertera masih tampak jelas. Karena itu tidak diperkenankan untuk
memegangnya secara sembarangan. Untuk penyelamatan, lembar kertas yang
tercerai diberi tissu khusus berasal dari Jepang.
“Naskah ini kita simpan dalam brankas khusus dan perlakuan secara khusus, seperti suhu udara tertentu,” terang Alwis.
Untuk selanjutnya, Pemprov Sumbar mengusulkan untuk mendaftarkan naskah
kuno tersebut ke Unesco, organisasi pendidikan, keilmuan dan kebudayaan
PBB sebagai memory of the world. Selain itu, naskah tersebut juga akan
dialihmediakan dan akan dideskripsikan.
“Tujuannya, agar naskah itu tidak hanya dikenang sebagai sejarah bagi
masyarakat Sumbar secara khusus dan Indonesia secara umum tapi juga
untuk dunia,” terang Alwis.
Naskah kuno adalah naskah yang ditulis tangan oleh seseorang. Usia
naskah minimal 50 tahun. Saat ini Badan Perpustakaan dan Arsip Sumbar
tengah gencar-gencarnya mencari dan mengumpulkan kembali naskah kuno
bernilai sejarah itu.
“Saat ini sudah sembilan naskah kuno yang kami kumpulkan. Naskah itu
akan disimpan dengan rapi sebagai bukti sejarah untuk generasi masa
akan datang,” kata Alwis.
Naskah kuno yang sudah terkumpul itu diantaranya tentang obat-obatan,
na’u syarat dan lainnya. Sedangkan naskah yang sedang dicari tentang
Kerajaan Balun.
Paling Sering di Baca
-
Berubah Jadi Universitas, UNM Kembangkan 4 Prodi Baru
26 April 2021 -
Universitas Nusa Mandiri Persembahkan Beasiswa Kuliah S1 dan S2
14 April 2021 -
23 Tahun Hilang, Naskah Kuno Tuanku Imam Bonjol Ditemukan
27 Maret 2015 -
Universitas Nusa Mandiri, Gelar Workshop untuk Milenial
21 April 2021 -
Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi
23 November 2011
TENTANG PERPUSTAKAAN
E-Library Perpustakaan Universitas Nusa Mandiri merupakan
platform digital yang menyedikan akses informasi di lingkungan kampus Universitas Nusa Mandiri seperti akses koleksi buku, jurnal, e-book dan sebagainya.
INFORMASI
Alamat : Jln. Jatiwaringin Raya No.02 RT08 RW 013 Kelurahan Cipinang Melayu Kecamatan Makassar Jakarta Timur
Email : perpustakaan@nusamandiri.ac.id
Jam Operasional
Senin - Jumat : 08.00 s/d 20.00 WIB
Isitirahat Siang : 12.00 s/d 13.00 WIB
Istirahat Sore : 18.00 s/d 19.00 WIB
Perpustakaan Universitas Nusa Mandiri @ 2020